YURISTGAMEINIGAMEID101

Di Batas Pintu Biara

zonantt
 

 Di Batas Pintu Biara

Malam begitu tenang . sunyi , sepi, dan ku sendiri disini. Aku berjalan menyusuri lorong asrama yang begitu gelap  menuju ke kamar. Ya begitulah rutinitas di dalam asrama setelah selesai makan harus kembali ke kamar untuk belajar. Hidup dalam penjara suci haruslah mengikuti segala peraturan yang ada di dalam biara. Aku adalah seorang biarawan(Frater) di sebuah biara di salah satu daerah. Di biara ini aku belajar untuk lebih mandiri dan lebih mendekatkan diri dengan Tuhan Yesus dan Bunda Maria ,dan melupakan segala hal tentang duniawi. Ketika sampai di kamar aku lansung membuka buku untuk mulai belajar. Namun dari dalam buku ku temukan sebuah foto yang sudah mulai kusam. Aku tersenyum ketika memandang foto kusam tersebut dan bergumam dalam hati.

“Ahh masa lalu “

Foto tersebut adalah fotoku bersama dengan mantan pacarku. Aku mulai mengingat kembali ketika aku berpisah dengannya karena aku ingin menjadi seorang imam. Hubungan kami dimulai sejak kami duduk di SMP kelas IX. Bisa di bilang saat itu yg kami alami adalah cinta monyet. Wajahnya yang begitu cantik, senyumnya yang begitu menarik dan tingkah konyol nya yang lucu membuat ku tak pernah bosan saat menatapnya. Ku coba memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaan yang ku pendam selama ini padanya. Tak ku sangka ternyata dia juga mempunyai perasaan yang sama dengan ku. Mulai saat itu kami berpacaran sampai saatnya aku dan dia tamat dan melanjutkan pendidikan ke SMA. Kami memutuskan untuk bersekolah di tempat yang sama. Hubungan kami semakin hari semakin serius. Sampai pada akhirnya kami tamat dan kami ingin melanjutkan ke tingkat perkuliahan. Dia memilih untuk berkuliah di salah satu universitas ternama. dan aku ingin melanjutkan sekolahku ke Seminari tinggi. Cita-cita ku sejak kecil adalah menjadi seorang imam. Namun aku tak memberitahukan rencana ku padanya. Pagi-pagi benar ibu dan ayahku sudah menyiapkan segala yang diperlukan di biara. Yaaa saat itu juga aku harus ke biara bersama kedua orang tuaku. Aku ingin berpamitan padanya namun karna terburu-buru aku lupa memberi tahu kepadanya.  Dalam perjalanan aku terus mengingat dirinya.

“Apakah aku terlalu egois?” ku coba bertanya dalam hati.

Setelah tiba di depan biara kamu di sambut oleh kakak-kakak tingkat kami. Namun ketika ingin masuk ke dalam tiba-tiba ada yang merangkulku dari belakang .aku terkejut bukan main. Aku berbalik untuk melihat siapa itu.

“ ayu, kok kamu tau aku disini?” dadaku berdegup kencang.

Sebelum ia menjawab pertanyaan dariku tiba-tiba sebuah tamparan mendarat di pipiku.

“Kamu jahat Rian.” Dia menangis lalu memelukku. “kenapa kamu lakuin semua ini sama aku? Mana janji kamu yang bilang kita bakalan sama-sama terus? Aku benci sama kamu?” dia terus menangis .kucoba menenangkan nya.

“ Sebenarnya aku ingin memberi tahu kamu sejak dulu namun aku takut kamu tak akan setuju dengan semua ini” aku ingin menangis namun aku tetap menahannya.

“ Sudahlah Rian. Ikuti saja apa yang sudah kamu putuskan sejak dulu. Aku hanya bisa berdoa semoga apa yang kamu cita-citakan dapat tercapai. Di batas pintu biara ini kita akhiri segalanya”.

“kamu juga yah . Jaga diri kamu Yu, kuliah yang rajin biar jadi orang yang sukses.” Aku menyeka air matanya yang terus mengalir membasahi pipinya.” Aku masuk dulu yah, sampai jumpa.”

Setetes air mataku jatuh dan membasahi foto kami. Aku tersenyum dan menyimpan kembali foto tersebut. Ini adalah pilihan ku. Pilihanku adalah menjadi hamba Tuhan yang setia dalam panggilan.

 

 

Tamat

Marsela Januarita Baan

About Author

Related Post