Pukul 15.30.Wita
sore ini bta memacu kendaraan Vario 150 dari Ajaobaki menuju kota Soe,
di hutan Oelbubuk bta di cegat seorang anak mengenakan seragam sekolah,
bta berhenti 10 meter di depan anak tersebut, tanpa.. Bla Bla Bla...dia
langsung naik dan menyebut tempat tujuannya "Sakteo" desa binaus, bta
langsung sambut dengan sebut angka Rp.
10.000-, dengan suara tegas dan sedikit di besarkan... Anak tersebut
berkata bahwa dia tidak memiliki uang, bta bilang lalu kenapa tahan
motor? Kalo sonde punya uang na turun dari motor, tapi sambil tarik gas
tambah kencang dgn sedikit senyum dalam.! Dia bilang iya, bta turun
saja pak..(bapak), bta bilang sonde bisa.. kalo sudah tahan dan naik
motor, maka turun harus bayar..
Bta segera mengalihkan pembicaraan, Kenal pak. Yoktan Sanam??
( Hhh maklum Setiap kali lewat Sakteo bta selalu ingat bta pung senior
ni) dia bilang Dia kenal... Dia menjelaskan bahwa Yoktan Sanan Sekarang
sedang berada di kota Kupang kerja di toko bangunan, biasa piko semen
katanya.. bta langsung tersenyum lebar dgn sedikit tawa kecil, sambil
berfikir keras mungkin yang di maksud adalah Yoktan Sanan yang lain,
maklum di binaus banyak yang punya nama dan marga yang sama.
Selanjutnya bta mulai menggali sedikit informasi dari teman baru dalam
perjalanan ini, sedikit informasi tentang dia, Namanya adalah "Refan"
(bta lupa margax, dia sudah sebutkan tapi bta lupa), Refan adalah siswa
di SMP St. Yoseph kelas IX. Kota Kapan, anak bungsu dari empat
bersaudara, ayahnya seorang pengali tanah putih, dan ibunya seorang ibu
rumah tangga, setiap hari dia harus menempuh jarak belasan kilometer
berjalan kaki dari rumahnya di desa Binaus Sakteo Kota kecamatan mollo Utara "Kapan" bangun tidur jam 02.00 dinihari, sarapan dan mempersiapkan diri dan harus berangkat 04.00 dinihari jika tidak ingin terlambat sampai di sekolah, setelah pulang sekolah jam 13.00 (bisa lebih late jika ada les tambahan, seperti hari ini) menempuh
perjalanan pulang Berjam-jam untuk sampai kembali ke rumahnya, sedikit
istirahat dan melanjutkan pekerjaannya rumah membantu orang tua memberi
makan ternak "Sapi".dlsbg.
Walau dengan kondisi dan waktu yang terbatas Revan cukup berprestasi,
dia selalu mendapat rangking di kelas, semester terakhir dia Rangking II
di kelas. Hal yang luar biasa menurut bta,
sepanjang perjalanan dia banyak cerita juga soal kondisi keluarga dan
pergumulan serta rutinitas sehari-hari dalam pendidikan untuk dapat
mewujudkan cita-cita besarnya ingin jadi "TENTARA/TNI" Melihat
kegigihan Revan dalam bersekolah bta teringat ada beberapa siswa salah
satu sekolah ternama di kota Soe yang selalu bolos sekolah dan mangkal
di sebuah rumah kosong (kebetulan rumah tersebut tepat di depan Rumah Soe) mereka setiap hari datang ke sekolah dengan akses yg cukup baik, naik angkot,di antara dengan kendaraan orang tua, baik motor, mobil bahkan ada yg berkendaraan sendiri, tapi menyianyiakan kesempatan bersekolah dengan tidak baik, membolos, minum miras, merokok,dlsbg.
Sampai di belokan "letter S" dekat rumah Almarhum pdt.emr. Y. Luakusa, bta pesan di Revan bta bilang, sekolah baik-baik, yang rajin dan tetap semangat, bta bilang hasil tidak pernah mengkhianati usaha, rajin sekolah pasti lu akan pintar dan berhasil dan pasti lu bisa jadi tentara... Setelah sampai Sakteo Desa Binaus dia bilang Stop pak, bta pung rumah di situ, sambil menunjuk ke arah rumah di belakang bukit, dia turun dan minta terima kasih.. bta bilang Ia, ma tapi bayar dolo... Dia bilang dia sonde ada uang, bta bilang kalo lu sonde bayar na B Foto lu satu kali bisa ko? U bayar bta pake u pung Foto e, hhh.. thanks Revan, kawan perjalanan sore ini, Semoga ini postingan di baca lu pung Kawan Kawan yg lebih beruntung dalam hal akses sekolah tapi menyianyiakan kesempat.
Sampai di belokan "letter S" dekat rumah Almarhum pdt.emr. Y. Luakusa, bta pesan di Revan bta bilang, sekolah baik-baik, yang rajin dan tetap semangat, bta bilang hasil tidak pernah mengkhianati usaha, rajin sekolah pasti lu akan pintar dan berhasil dan pasti lu bisa jadi tentara... Setelah sampai Sakteo Desa Binaus dia bilang Stop pak, bta pung rumah di situ, sambil menunjuk ke arah rumah di belakang bukit, dia turun dan minta terima kasih.. bta bilang Ia, ma tapi bayar dolo... Dia bilang dia sonde ada uang, bta bilang kalo lu sonde bayar na B Foto lu satu kali bisa ko? U bayar bta pake u pung Foto e, hhh.. thanks Revan, kawan perjalanan sore ini, Semoga ini postingan di baca lu pung Kawan Kawan yg lebih beruntung dalam hal akses sekolah tapi menyianyiakan kesempat.
2 Komentar
kisah yang menginspirasi
BalasEmoticon